A. Latar Belakang
Sampah. Akhir-akhir ini sampah merupakan salah satu permasalahan yang tidak kunjung usai untuk dibicarakan. Berbagai upaya telah dicoba untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang terus menumpuk. Namun, hasilnya masih nihil, sampah masih menjadi masalah yang kompleks di Indonesia. Contohnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di berbagai daerah di Indonesia yang semakin hari semakin menumpuk seperti gunung, yang tidak tahu siapa dan bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Sebenarnya permasalahan sampah tersebut dapat teratasi dengan mudah apabila kita sebagai warga Indonesia mau peduli dan saling berkontribusi dalam hal sampah tersebut, misalnya dengan membuang sampah pada tempat sampah, membuang sampah dengan memisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik. Namun, sayang hal tersebut belum menjadi kebiasaan dan kesadaran dari diri kita masing-masing. Untuk itu, dalam artikel ini, penulis ingin memaparkan bagaimana cara mengolah sampah secara mudah, sederhana, dan efektif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Definisi Sampah
Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah, sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah terdiri atas dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
C. Macam-macam Sampah
Menurut Tim Penulis PS (2008), sampah secara sederhana dapat dipilah menjadi sampah organik dan samaph anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu, sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable). Karet, plastik, kaleng, dan logam, merupakan bagian dari sampah kering.
D. Pengolahan Sampah
1. Sampah Organik
Sampah organik dapat diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Basriyanta (2007), sampah organik dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti:
a. Makanan Ternak
Sampah organik dari restoran dan rumah tangga biasanya dikumpulkan peternak dan digunakan untuk makanan ternak, seperti babi, sapi, dan unggas. Sampah organik dari pasar yang berupa sisa sayuran (kubis, selada air, sawi, dan sebagainya), daun pisang, dan sisa makanan, biasanya dimanfaatkan sebagai makanan ayam, kelinci, kambing, maupun itik. Hal tersebut sangat menguntungkan karena dapet menghemat biaya pakan yang dikeluarkan peternak.
b. Komposting
Pengomposan merupakan upaya pengolahan sampah sekaligus usaha untuk mendapatkan bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Proses ini merupakan proses penguraian bahan organik secara terkontrol hingga menjadi bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas organisme. Agar pertumbuhan organisme optimal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kompos adalah campuran yang seimbang antara komponen, suhu, kelembapan udara, dan kandungan oksigen. Keuntungan pengolahan sampah organik dengan teknik kompos ini adalah pupuk kompos hasil composting dapat menyuburkan tanah, selain itu pupuk kompos juga ramah lingkungan; bahan untuk membuat pupuk kompos sudah tersedia, sehingga tidak perlu membeli; proses pengomposan sangat mudah karena tidak membutuhkan alat atau mesin yang mahal sehingga masyarakat bisa membuatnya sendiri; unsur hara yang terkandung dalam pupuk kompos alami lebih tahan lama dari pupuk kompos buatan.
c. Biogas
Biogas adalah gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan maupun bahan-bahan sisa tanaman atau campuran dari keduanya. Keuntungannya adalah dapat mengurangi jumlah sampah dan dapat menghemat energy.
d. Briket Sampah (Briket Bioenergi)
Sampah padat terutama dari bahan dedaunan dan batang tanaman dapat diolah menjadi briket arang sampah. Briket ini dapat digunakan sebagai alat masak. Briket ini dapat menambah energi baru dalam rumah tangga dan dapat mengurangi pemakaian bahan bakar minyak atau gas.
2. Sampah Anorganik
Sampak anorganik, seperti plastik, kaleng, dan kertas sebaiknya dipisahkan dengan sampah organik ketika dibuang ke TPS, sebab sampah anorganik dapat dimanfaatkan ulang atau didaur ulang.
a. Dipakai ulang (Reuse)
b. Dijual
Sampah organik dan anorganik ternyata memiliki banyak manfaat apabila diolah dengan baik, misalnya, sampah organik digunakan sebagai pupuk kompos dan makanan ternak, sedangkan sampah anorganik dapat dipakai lagi, dijual, dan didaur ulang yang dapat menambah pemasukan masyarakat. Seharusnya masyarakat Indonesia harus lebih menyadari akan kegunaan sampah melalui pengolahan sederhana yang dapat memberikan kontribusi dan solusi bagi permasalahan sampah yang menumpuk, sehingga lingkungan hidup menjadi lebih bersih dan tidak tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Basriyanta. 2007. Memanen Sampah. Yogyakarta: Kanisius.